Saturday, February 16, 2030

Daftar Wisata Budaya dan Museum

Masyarakat Kota Ungaran patut bangga karena memiliki beberapa bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyatnya. dan agar tak habis terkikis zaman maka lokasi2 bersejarah perlu dilestarikan dan dijaga serta diperkenalkan kepada anak cucu. Tak banyak kota2 di Indonesia yang memiliki wisata budaya dan bangunan peninggalan dari kolonial belanda. beberapa tempat yang dapat anda kunjungi untuk mengenang/mengenali sejarah dan budaya kota Ungaran adalah sebagai berikut :

Benteng Willem II Ungaran


Terletak di Tengah Kota Ungaran (terkenal dengan nama Benteng Oengaran / Benteng Diponegoro) persis pinggir jalan Semarang-Solo/Yogya, di depan kantor Bupati kota Ungaran.

                                


  

Benteng Willem II Ungaran
•  Lokasi : Jalan Diponegoro No. 148, Ungaran 
Merupakan benteng peninggalan penjajah Belanda, Benteng ini didirikan untuk memperingati pertemuan bersejarah antara Pakubuwono II dengan Gubernur Jendral Van Imhoff pada 11 Mei 1746, Ketika penguasa Kraton Mataram Paku Buwono II dipindahkan dari Kartosuro ke Surakarta (Solo). Ketika kraton baru dibangun Benteng "The Generosity " didirikan di depannya. Pada 11 Mei 1746 Gubernur Jenderal Baron van Imhoff Gustavus tiba di Ungaran untuk melakukan pertemuan dengan Pakubuwono II. Untuk memperinati peristiwa dibangun benteng di Ungaran bernama "Fort Outmoeting" ("yang berarti Rapat"). Jalan antara Semarang dan Keraton Surakarta di itu sangat penting sehingga dilindungi dengan benteng verschillende. Benteng memiliki kaki dibangun kembali pada tahun 1786.
Dan Benteng tersebut pada Agustus 1830 digunakan sebagai tempat menahan pangeran Diponegoro selama 3 hari setelah ditangkap di Magelang sebelum dibawa menumpang kapal Pollux di Semarang untuk di adili ke Batavia. (sumber)




Benteng Fort Willem I Ambarawa

Benteng Fort Willem I atau lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem Ambarawa ini berada tepatnya di Tambakboyo, Ambarawa, Semarang dibelakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa. 





Benteng Fort Willem I adalah bangunan bersejarah yang berada di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Benteng yang dibangun pada tahun 1834 dan selesai 1845, 

Pada tahun 1840-an ketika VOC berkuasa di Jawa, Ambarawa merupakan titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad 18, VOC membangun benteng benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang (sekarang Ungaran) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Kamp-kamp militer juga dibangun di kota kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa. Pada masa kekuasaan Kolonel Hoorn, tahun 1827-1830, sempat ada barak militer dan penyimpanan logistik militer, dan pada tahun 1834 dibangunlah sebuah benteng modern di Ambarawa yang kemudian diberi nama Benteng Willem I yang pembangunannya berakhir pada tahun 1845. (sumber)





Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo merupakan tempat wisata yang terletak di Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.




Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedongsongo adalah sembilan (kelompok) bangunan.

Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804, Namun sampai dengan saat ini para ahli arkeologi belum dapat menemukan satupun bukti sejarah candi gedong songo mengenai tahun pembangunan kompleks Candi Gedong Songo berikut latar belakang pembangunannya. Namun dilihat dari bentuk arsitektur dan lokasinya, bisa diprediksi bahwa kompleks candi ini dibuat pada masa pemerintahan dinasti Sanjaya Hindu di Jawa yaitu sekitar abad ke-8.
Letak yang berada di perbukitan juga menunjukkan fungsinya yaitu sebagai tempat untuk pemujaan. Karena menurut kepercayaan Hindu pada masa itu, gunung dianggap sebagai kahyangan atau surga tempat para dewa. Selain itu kesimpulan tersebut juga bisa diambil dari ciri bentuk bangunan yang sangat mirip dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C)
Lokasi sembilan candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, objek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.



Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah yang memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 25 02 dan B 25 03 buatan Maschinenfabriek Esslingen, serta B 51 12 buatan Hannoversche Maschinenbau AG sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 50 29, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik/Swiss Locomotive and Machine Works) di halaman museum.




Ambarawa sejak zaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan stasiun kereta api, guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang.
Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 meter persegi.
Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang lebih dikenal dengan sebutan Willem I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa-Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa-Secang-Magelang juga Ambarawa-Parakan-Temanggung.
Dengan ditutupnya Stasiun KA Ambarawa, maka pada tanggal 8 April 1976 Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam bersama Kepala PJKA Eksploitasi Soeharso memutuskan Stasiun Ambarawa menjadi museum kereta api, dengan mengumpulkan 21 buah lokomotif yang pernah andil dalam pertempuran khususnya mengangkut tentara Indonesia.

Alamat: 
Museum Kereta Api
Jl. Stasiun no.1 Ambarawa
Telp. 0298-591035

Jam Kunjungan:
Senin - Minggu 08.00 - 17.00

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Daftar Wisata Kolam Renang di Ungaran